Fokus Pada Comprehensive Imaging Technologies untuk Mendapatkan Kualitas Gambar 4K Sebenarnya
4K Super Resolution Technologies dalam 4K Fine Remaster Engine
Respons dari setiap perusahaan di industri pertelevisian terkait TV 4K saat ini menjadi topik pembicaraan hangat, namun booming TV 4K sebenarnya baru saja dimulai. Nantinya, kita hanya akan dapat menonton format video seperti film BD (Blu-ray Disc) dengan kualitas gambar Full-HD, DVD dan video internet karena format gambar 4K belum sepenuhnya tersedia. Ketika menonton format video pengganti tersebut pada layar 4K, konversi menjadi unsur yang penting dalam proses pemutaran. Dengan kata lain, TV 4K mampu meningkatkan ukuran dan kualitas gambar dari format video yang diputar. Sebuah proses untuk mencapai level definisi yang disebut "resolusi super" ini, memiliki pengaruh yang penting terhadap kualitas gambar pada TV 4K.
Di sini, kami berdiskusi dengan para teknisi ahli yang sedang mengembangkan 4K Fine Remaster Engine, teknologi baru dalam TV 4K Panasonic.
Bisakah Anda menceritakan sedikit tentang latar belakang pengembangan 4K Fine Remaster Engine?
Ishikawa: Sebenarnya pada awalnya, kami menampilkan konten gambar 4K di layar yang kompatibel dengan gambar 4K, lalu kami sadar bahwa kualitas gambarnya sangat fantastis dan benar-benar indah. Namun kami juga tahu, bahwa meskipun ada orang yang membeli sebuah TV 4K, belum tentu ia akan menonton dari format gambar dengan kualitas 4K. Maka sebagai solusinya, misalnya, diperlukan konversi dari kualitas gambar 2K pada film Blu-ray Disc menjadi kualitas gambar 4K oleh TV. Jadi, untuk bisa mendapatkan keindahan gambar yang luar biasa pada TV 4K seperti yang telah saya jelaskan tadi, kita harus bisa menciptakan teknologi konversi (resolusi super) ini, sehingga nantinya produk tersebut bisa dijual kepada para konsumen.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan upconversion technology pada TV 4K Panasonic?
Sakaguchi: Saat ini, ada bermacam-macam teknologi resolusi super, termasuk tipe referensi example-based dan multi-frame. Untuk TV 4K ini kami menggunakan tipe example-based. Ketika memilih teknologi ini, kami memprioritaskan bahwa teknologi ini ideal untuk digunakan di lingkungan keluarga di rumah. Kita dapat menonton gambar 4K di rumah dengan berbagai macam format. Setelah mempertimbangkan kondisi penggunaan konsumen dengan seksama, kami memutuskan untuk menggunakan tipe "example-based" karena kompatibel dengan bermacam-macam format, termasuk Full-HD, gambar SD, film online, dan lain sebagainya. Dan bagi konsumen yang sudah tahu tentang keindahan kualitas gambar Full-HD dalam format Blu-ray Disc, kami juga ingin agar mereka dapat menikmati kualitas gambar yang lebih baik pada TV 4K. Tipe super resolution technology yang paling ideal dan paling efisien sesuai kriteria tersebut adalah tipe example-based.
Bisakah Anda jelaskan tentang beberapa inovasi unik dari Panasonic?
Sakaguchi: Jadi, kami menggunakan metode example-based untuk mencapai tujuan utama yaitu mengonversi gambar Blu-ray Disc 2K menjadi gambar 4K. Singkatnya, kami mengumpulkan banyak sekali sampel data untuk melengkapi komponen gambar asli yang belum lengkap, lalu kami menyusunnya menjadi sebuah database, pada saat yang sama kami mengembangkan teknologi yang dapat langsung memilih sampel terbaik secara efisien dari database tersebut. 4K Fine Remaster Engine mampu melakukannya secara otomatis. Kami juga terus-menerus mengembangkan proses tuning sehingga diperoleh gambar final, sampai kami benar-benar puas dengan hasil akhirnya.
Takita: Satu hal yang menentukan apakah metode example-based dapat menciptakan efek yang sempurna atau tidak adalah jumlah dan kualitas database. Semakin banyak data di dalam database, semakin baik efek dari super resolution.
Pasti cukup sulit untuk membuat database tak terbatas pada sebuah TV.
Yamamoto: Ya, benar. Jelas terdapat batasan harga yang dapat diterima oleh konsumen ketika membeli TV, dan ini menjadi faktor penting dalam mengembangkan sebuah TV untuk keluarga. Di sisi lain, TV ditonton oleh semua orang di seluruh dunia. Jadi kita perlu membuat sebuah database yang dapat menampilkan efek resolusi super, tanpa cacat yang berarti, untuk jenis-jenis gambar yang akan diputar oleh seluruh konsumen di dunia. Dan jelas kami tidak ingin mengesampingkan kualitas gambar. Jadi kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyeimbangkan antara keduanya.
Takita: Awalnya, pada tahap riset kami mengumpulkan puluhan juta gambar dengan format gambar tak terbatas yang digunakan di seluruh dunia dan menggunakannya untuk membuat database. Fokus kita adalah bagaimana cara membuat agar database tersebut praktis untuk digunakan. Lalu, setelah kami menetapkan batasan untuk penggunaan TV di rumah, kami memilih data dengan kriteria "gambar apa yang akan ditonton oleh sebagian besar konsumen?" Kriteria ini mendorong kami membuat kategori menggunakan metode statistik. Dengan menambahkan sejumlah filter, kami fokus pada faktor yang benar-benar penting. Namun, tahap seleksi dalam proses ini benar-benar memakan waktu lama. Sungguh pekerjaan yang sangat sulit.
Sakaguchi: Setelah itu, dari aspek fitur visual, kami mulai memperbaiki beberapa faktor yang dapat membantu memperindah pencitraan gambar, seperti garis diagonal dan garis lengkung yang cenderung sangat menonjol pada sebuah gambar. Setelah selesai mengerjakan proses tersebut, kami mulai menangani area yang menuntut intuisi kami sebagai teknisi. Proses seleksi selesai, dan akhirnya kami mendapatkan 100.000 pola gambar yang akan kami jadikan sebagai sampel. Sebenarnya kami masih belum puas, namun kami juga tidak ingin mengesampingkan kualitas gambar, akhirnya kami menetapkan total sejumlah 120.000 pola gambar.
Adakah kesulitan lain yang ditemui?
Ishikawa: Kami memutuskan untuk menerima tantangan dalam bidang yang benar-benar baru dengan TV 4K, dan ini adalah yang pertama kalinya bagi kami. Sebenarnya, kami telah mulai mengembangkan mesin ini jauh sebelum panel 4K muncul. Pada tahap awal, kami melakukan uji verifikasi untuk gambar berukuran 1/4 dengan kualitas Full-HD pada panel 32 inci. Namun sama sekali tidak ada perbedaan, karena hasilnya sama saja dengan 1/4 kali ukuran gambar pada TV 4K 65 inci. Lalu ditemukanlah layar panel, dan pengembangan mesin tersebut bisa dilanjutkan dengan baik. Itulah mengapa kami sangat terkesan dengan kontras dan definisi gambar yang sangat tajam. Namun kami tidak sempat berbangga diri. Masih ada beberapa bagian dari mesin tersebut yang perlu disempurnakan agar dapat mengimbangi performa panel, jadi kami terus bekerja untuk menyempurnakan kekurangan tersebut.
Tipe gambar apa yang digunakan untuk memverifikasi kualitas gambar ketika menciptakan 4K Fine Remaster Engine?
Yamamoto: Kami memilih sejumlah gambar evaluasi untuk memeriksa perubahan sebelum dan sesudah dilakukan penyesuaian, namun kami sering menonton adegan tertentu dari film Hollywood dalam format Blu-ray Disc untuk mengecek efek super resolution. Guna memastikan bahwa kami melakukan pengembangan yang tepat dalam menyempurnakan gambar database, kami berulang kali menonton adegan yang sama untuk mengevaluasi pekerjaan kami. Kami juga membandingkan adegan yang sama dan seluruh tim mengevaluasinya bersama-sama. Terdapat beberapa adegan dalam film-film tersebut yang cukup sulit dimanipulasi, jadi kami terus menonton adegan yang sama berulang kali, sampai pada tahap akhir dari proses pengembangan ini.
Pasti sangat berat ya harus menonton adegan yang sama berulang-ulang.
Ishikawa: Ya, benar sekali. Untuk mengetahui perubahan sebelum dan sesudah dilakukan penyesuaian, kami harus menonton adegan yang sama berulang-ulang, sampai-sampai kami tidak ingat lagi sudah berapa kali menontonnya. Beberapa orang mungkin akan menonton film dan tidak memperhatikan aspek lain dalam film tersebut, bahkan mungkin tidak memperhatikan soundtrack-nya. Bahkan, kami tidak sempat bersantai dan menikmati cerita filmnya. Seluruh tim team harus fokus pada tujuan utama yaitu menciptakan kualitas gambar 4K yang ideal dengan melakukan penyesuaian. Akhirnya kami mendapatkan hasil gambar final yang memuaskan, para teknisi merasa sangat lega dan setuju. Jika dikenang kembali, saat itu adalah momen yang sangat membahagiakan. Oh, dan saya juga diizinkan menggunakan beberapa gambar mobil super favorit saya untuk pengujian kualitas. (Tertawa) Sebagai teknisi, tujuan utama saya adalah mendapatkan kualitas gambar terbaik untuk berbagai adegan dan format gambar yang berbeda, namun harus saya akui, saya sangat senang bisa menguji kualitas gambar dengan mobil super favorit saya. Kekuatan dan dinamismenya benar-benar jauh berbeda dengan TV biasa. Saya berharap agar mereka para pecinta gambar mencoba TV 4K kami!
Gambar apa yang Anda inginkan untuk ditonton oleh konsumen pembeli TV 4K Panasonic?
Sakaguchi: Saya pribadi menyukai film sains-fiksi dengan banyak efek grafis komputer, jadi saya ingin konsumen menonton adegan grafis komputer Blu-ray Disc dengan definisi yang lebih tinggi, yaitu dalam resolusi super. Saya ingin semua orang melihat bedanya.
Takita: Saya ingin mereka melihat beberapa animasi yang sedang populer di Jepang dan di luar negeri.
Yamamoto: Saya ingin orang-orang melihat gambar gedung-gedung dan pemandangan alam di seluruh dunia, seperti yang sering kita lihat di acara wisata. Saya ingin mereka melihat definisi dan efek gambar yang luar biasa pada TV 4K, seperti benar-benar hidup dalam jarak dekat maupun jarak jauh.
Ishikawa: Secara umum, konsep kami adalah membuat tampilan sedemikian rupa agar semua jenis gambar terlihat indah, tapi menurut saya orang akan mudah mengenali keindahan gambar yang ditampilkan oleh TV 4K dari Blu-ray Disc.
Jadi saya menyimpulkan bahwa kombinasi dari pengetahuan dan keahlian teknik selama bertahun-tahun, serta ambisi dari seluruh anggota tim mampu menciptakan TV 4K Panasonic yang cukup membanggakan.
Ishikawa: Ya, tepat sekali. Kita semua telah mengerahkan seluruh daya upaya untuk membuat mesin pencitraan TV yang disebut FRE (Fine Remaster Engine). Tapi sebenarnya, prestasi ini dicapai berkat kontribusi dari banyak orang, tidak hanya oleh tim kami. Kami mengandalkan pengetahuan dari perusahaan pengembang komponen, semua pihak yang telah membantu kami untuk mendapatkan suku cadang, dan anggota tim yang mengatur lini produksi massal. Semua orang memegang teguh prinsip produksi Panasonic yang inovatif, dan mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut saya produk baru ini tercipta berkat pengetahuan Panasonic yang luas dan riset dasar skala besar dalam berbagai aspek, untuk produk konsumen maupun produk profesional.
Saya sangat berharap semua konsumen dapat merasakan keajaiban kualitas gambar 4K dalam produk baru ini. Menurut saya, dampak emosional dan dahsyatnya keindahan tampilan gambar mampu memuaskan semua kalangan.
Yuichi Ishikawa
Ketua
Teknisi Kepala
Bergabung dengan Divisi Pengembangan TV Panasonic pada tahun 1991.
Mengembangkan algoritma pemrosesan gambar dan sirkuit untuk TV.
Junya Yamamoto
Desain Arsitektur
Teknisi
Bergabung dengan Divisi Pengembangan TV Panasonic pada tahun 2008.
Mengembangkan algoritma pemrosesan gambar dan sirkuit untuk TV.
Kenji Takita
Pengembangan Algoritma Dasar
Teknisi Kepala, Ph.D.
Bergabung dengan Divisi R&D Kantor Pusat Panasonic pada tahun 2004.
Pindah ke Divisi Pengembangan TV pada tahun 2012.
Mengembangkan algoritma pemrosesan gambar untuk perangkat AV.
Satoshi Sakaguchi
Pengembangan Database/Pustaka
Teknisi Kepala
Bergabung dengan Divisi R&D Kantor Pusat Panasonic pada tahun 2002.
Pindah ke Divisi Pengembangan TV pada tahun 2012.
Mengembangkan algoritma pemrosesan gambar untuk perangkat AV.