Rahasia Kebersihan Jepang
Wisatawan yang datang ke Jepang pasti terkesima dengan kebersihan kota-kota di Jepang. Selain modern dan indah, kota-kota tersebut juga tidak terlihat sampah sama sekali! Apakah Jepang memberlakukan larangan membuang sampah di sembarang tempat atau menerapkan denda yang besar bagi pelakunya? Itukah alasannya? Tentu saja bukan. Lalu apa?
Semua orang Jepang sadar untuk tidak mengotori tempat-tempat umum. Masyarakat di sana tidak segan memungut sampah yang mereka temukan di jalan atau bahkan rela meluangkan waktu untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal mereka demi terjaganya kebersihan. Ini membuktikan bahwa orang Jepang benar-benar mencintai dan memahami konsep kebersihan.
Sekolah Dasar di Jepang Mengajarkan Kesadaran Sosial melalui Kebersihan
Meluangkan waktu untuk membersihkan lingkungan sekitar setiap hari membuat para siswa menyadari pentingnya kebersihan. Hanya dengan membersihkan, para siswa akan merasa puas dan bangga karena pekerjaan ini tidak membutuhkan keahlian khusus dan hasilnya dapat langsung dirasakan. Para pendidik pun berharap dengan membersihkan tempat-tempat umum para siswa dapat menumbuhkan semangat kesadaran sosial serta meningkatkan rasa toleransi.
Pentingnya Membersihkan dalam Ajaran Buddhisme Zen
Semangat untuk menjaga kebersihan di Jepang dapat dilihat melalui praktek spiritual ajaran Buddhisme Zen. Pada praktek spiritual mereka, hidup sederhana merupakan hal yang sangat penting. Dalam ajaran ini, kegiatan dasar pada kehidupan sehari-hari seperti membersihkan, mencuci, memasak, dan mencuci piring yang secara umum disebut 'Samu' sangat dimuliakan. Samu merupakan bagian penting pada praktek spiritual para biksu. Secara khusus, membersihkan diartikan sebagai perwujudan utama dari praktek sipiritual mereka yang merupakan simbol menyucikan hati dan pikiran seseorang.
Hal ini dapat Anda saksikan hingga saat ini. Jika mengunjungi kuil Zen, usia dan status sosial Anda tidak akan berlaku. Setiap orang harus bangun dan bekerja bersama-sama untuk membersihkan kuil. Dengan tradisi ini, mereka akan menyadari bahwa semua orang pada dasarnya setara. Bahkan jika kuil tidak kotor, mereka akan tetap membersihkannya dengan hati-hati untuk menjaga kesuciannya. Hasilnya, koridor kayu kuil Zen yang telah dibersihkan setiap hari selama bertahun- tahun oleh para pengunjung selalu tampak mengkilat seperti lapisan permukaan sebuah grand piano.
Shinto, agama penduduk asli Jepang, juga menjunjung tinggi aspek "kebersihan dan kesucian." Onusa, tongkat khusus dengan pita kertas putih zig-zag yang mirip dengan bentuk kemoceng, merupakan sebuah alat yang digunakan dalam ritual Shinto. Pendeta Shinto menggunakan Onusa dengan menggoyangkannya pada sisi kiri dan kanan badan untuk menghapus dosa dan hal- hal negatif para jemaat.
Bagi orang Jepang, membersihkan tidak dipandang hanya sebagai pekerjaan fisik. Terdapat makna spiritual yang lebih dalam untuk membersihkan dan memperbaiki karakter seseorang.